Disusun oleh : Eno
Lerianti (RRA1C110001)
Asisten Dosen :
· Rida Sarwiningsih
· Alfi Nurilahi
Spektrofotometer
Uv-Vis
1. Pengertian
Spektrofotometri
merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri
disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa
cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan
molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Spektrofotometer
adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan
elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya. Dimana detector dapat mengukur
intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang
diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.
Spektrofotometri
UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini
menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan
sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding
dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terapat
dalam larutan tersebut.
Warna
yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer dari warna yang
teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna komplementernya terdapat pada
tabel berikut ini :
Panjang gelombang
|
Warna terlihat
|
Warna komplementer
|
<400
|
Ultraviolet
|
-
|
400-450
|
Violet
|
Kuning
|
450-490
|
Biru
|
Jingga
|
490-550
|
Hijau
|
Merah
|
550-580
|
Kuning
|
Ungu
|
580-650
|
Jingga
|
Biru
|
650-700
|
Merah
|
Hijau
|
>700
|
Inframerah
|
|
Tabel 1 Spektrum Warna
Sinar
dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar
pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati kuvet berisi
blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel. Blanko dan
sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk
menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya.
2. Prinsip Kerja
Spektrofotometri
uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui
suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian
dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
Proses Absorbsi Cahaya pada
Spektrofotometri
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang
akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah
elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron
yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi)
dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron
dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini
disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah
cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada
suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar
elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang
radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu
suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya
mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian
lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan
cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa
zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding
cahaya setelah melewati sel sampel
Cahaya
yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya
tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya
cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan
rumus:
dimana I0 merupakan
intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas
cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum
Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
|
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal
larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar
(jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi
larutan yang diukur dalam ppm).
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang
digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
- Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
- Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
- Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.
- Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.
- Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.
3. Bagian-bagian Spektrofotometer UV-Vis
1.
Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer
harus memiliki panacaran radiasi yang stabil
dan
intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua
macam :
a. Lampu
Tungsten (Wolfram)
Lampu
ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip
dengan bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm.
Spektrum radiasinya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000 jam
pemakaian.
b. Lampu
Deuterium
Lampu
ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy radiasinya
lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv.
Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
2. Monokromator
Monokromator
adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya tunggal
(monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian
monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma
akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan
resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
b. Grating
(kisi difraksi)
Kisi
difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan
disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih
baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan
spektrum.
c. Celah
optis
Celah
ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber
radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan
dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang
diharapkan.
d. Filter
Berfungsi
untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan merupakan
cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
3. Kompartemen
sampel
Kompartemen
ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. kuvet merupakan wadah yang
digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis. Pada spektrofotometer
double beam, terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet digunakan sebagai tempat
untuk menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan untuk menaruh blanko.
Sementara pada spektrofotometer single beam, hanya terdapat satu kuvet.
Kuvet yang baik harus
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Permukaannya
harus sejajar secara optis
b. Tidak
berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c. Tidak
ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d. Tidak
rapuh
e. Bentuknya
sederhana
Terdapat
berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer. Umumnya pada pengukuran
di daerah UV, digunakan kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa atau plexiglass.
Kuvet kaca tidak dapat mengabsorbsi sinar uv, sehingga tidak digunakan pada
saat pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu, bahan kuvet dipilih berdasarkan
daerah panjang gelombang yang digunakan. Gunanya agar dapat melewatkan daerah
panjang gelombang yang digunakan.
• UV : fused silika, kuarsa
• Visible : gelas biasa, silika atau plastik
• IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Bahan
|
Panjang gelombang
|
Silika
|
150-3000
|
Gelas
|
375-2000
|
Plastik
|
380-800
|
Tabel 2 Bahan Kuvet
Sesuai Panjang Gelombang
4. Detektor
Detektor
akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah
menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam
bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Terdapat beberapa jenis
detector pada spektrofotometer :
Jenis detector
|
λ range (nm)
|
Sifat pengukuran Penggunaan
|
Phototube
|
150 – 1000
|
arus listrik UV
|
Photomultiplier
|
150 – 1000
|
arus listrik UV/Vis
|
Solid state
|
350 – 3000
|
|
Thermocouple
|
600 – 20.000
|
arus listrik IR
|
Thermistor
|
600 – 20.000
|
hambatan listrik IR
|
Tabel 3 Jenis-jenis
detektor berdasarkan panjang gelombang
Syarat-syarat ideal
sebuah detector adalah :
- Mempunyai
kepekaan tinggi
- Respon
konstan pada berbagai panjang gelombang
- Waktu
respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi
- Sinyal
listrik ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi
5. Visual
display
Merupakan
system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk
% Transmitan maupun Absorbansi.
4. Prosedur Kerja
Cahaya
yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di
teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter
cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis
menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang
tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap
(diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian
di terima oleh detektor. Detektor kemudian akan menghitung cahaya yang diterima
dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding
dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui
konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.
5. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan
Spektrofotometer
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan
spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
- Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
- Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
- Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
6.
Cara
Perawatan dan Penyimpanan Alat
1. Sebelum
digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.
2. Spektrofotometer
sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya dari
matahari akan dapat mengganggu pengukuran.
3. Simpan
spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang
permanen.
4. Pastikan
kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.
5. Saat
memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.
6. Lakukan
kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.
7.
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Larutan
yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila
larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka
larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna.
Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV.
2. Panjang
gelombang maksimum
Panjang
gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi
maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga
maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk
tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang
gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum
Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat
kesalahannya akan kecil sekali.
3. Kalibrasi
Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer
digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan cahaya yang
diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh
benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan
kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar pengukuran
yang di dapatkan lebih teliti.
8.
Kelebihan Spektrofotometer
1. Penggunaannya
luas. Dapat digunakan untuk senyawa organic, anorganik dan biokimia yang
diabsorbsi pada daerah ultraviolet maupun daerah tampak
2. Sensitivitasnya
tinggi. Batas deteksi untuk mengabsorbsi dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai
10-7 M
3. Selektivitasnya
tinggi
4. Ketelitiannya
baik
5. Pengukurannya
mudah, dengan kinerja yang cepat
9. Kalibrasi Spektrofotometer UV-Vis
Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan
absorbansi
Kalibrasi
Panjang gelombang
- menggunakan filter gelas helium oksida yang memupnyai panjang gelombang acuan (nm) :
- pasang filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara)
- Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.
Kalibrasi
Absorbans
- Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan A)
- Buat larutan kalium dikromat 100 + 1 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan B)
- buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya dengan data acuan (+ 2%)
10. Cara pemeliharaan spektrofotometer UV -Vis adalah.
- Kompartment sampel selalu dibersihkan
- Suhu penyimpanan stabil
- Meja permanen
- Gunakan stabilizer
- Masukkan kuvet tegak lurus
- Alat harus selalu diperiksa
- Kuvet yang digunakan harus bersih
Daftar
Pustaka
http://catatankimia.com/catatan/kaliberasi-spektrofotometer-uv-vis.html
(diakses pada tanggal 24 maret 2013)
http://catatankimia.com/catatan/spektofotometri-uv-vis.html
(diakses pada tanggal 24 maret 2013)
http://id.scribd.com/doc/89946634/SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS
(diakses pada tanggal 02 april 2013)
http://pangestu-ayupangestu.blogspot.com/2011/12/spektrofotometer-uv-vis-dan.html
(diakses pada tanggal 24 maret 2013)
http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/
(diakses pada tanggal 24 maret 2013)